sedoyosantri.com | merupakan tim yang bergerak dalam bidang sosial media, pembuatan quote dan dawuh dari para masayikh, dengan berlandaskan atas dawuh dari KH. Mustofa Bisri Rembang “Santri tidak harus yang mondok saja, akan tetapi orang yang memiliki akhlak seperti santri maka ia santri”.
Berdirinya sedoyosantri sebagai bentuk syiar, seperti diungkapkan oleh KH. M Yusuf Chudlori Pengasuh PP API Tegalrejo Magelang, ketika muwadaah santri pada tahun 2019, pada saat pandemi covid melanda, beliau dawuh :
على العاقل أن يكون عالما بزمانه، مقبلا في شأنه وعرفا لربه
Santri zaman now (sekarang) atau zaman hal bukan zaman madhi, zaman hal yaitu zaman yang cenderung pada zaman istiqbal. Hari ini tidak hanya dibutuhkan orang-orang yang pintar, akan tetapi عاقل yaitu orang yang cerdas, cerdas yaitu عالما بزمانه mengerti dengan keadaan, tidak hanya cukup dengan mengerti keadaan مقبلا akan tetapi juga mampu menghadapi situasi dengan cara-cara kekinian contoh : Dakwah jika zaman dahulu dari pintu kepintu yang dilakukan oleh Wali Songo, dari mimbar kemimbar yang dilakukan oleh para Ulama’ kita, akan tetapi dakwah atau syiar hari ini terlebih pada saat pandemi harus memanfaatkan media elektronik atau memanfaatkan media sosial, itu namanya mengerti dengan keadaan, hari ini bisa mengaji melalui facebook dan semacamnya, bisa disebut zaman telah berubah, santri harus bisa memahami itu sebagai wasilah nashrul ilmi sebagai bentuk keprihatinan dan menanggulangi paham-paham radikalisme.
Ini adalah bentuk komitmen santri untuk menjaga kearifan lokal dan mengawal babak baru dimasa depan, sebab kearifan lokal merupakan salah satu aset terbesar yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia, namun karena kemajuan zaman dan kemajuan teknologi yang bagaikan pisau bermata dua, tak banyak yang dari kita yang mengenalnya, terlebih masyarakat kini hanya lebih mengedapankan trend saja.
Tidak sedikit, generasi muda dizaman sekarang, kurang mengenal akan budaya dan tradisi di indonesia, sebagai generasi penerus bangsa, sedoyosantri memiliki cita-cita yaitu menjaga tradisi, terlebih tradisi nyantri atau mondok yaitu mendalami pendidikan agama islam, dan mengamalkannya untuk diri sendiri, terlebih bisa mengajarkan ilmunya untuk masyarakat luas, harapannya agar generasi penerus bisa mengawal tradisi ini, agar budaya tersebut tidak mandeg, atau bahkan hilang ditelan zaman.